Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

Kepada Allah Aku Berharap

Alhamdulillah Ala Kulli Hal Bukanlah bujukanku yang membuatmu kembali Bukanlah kata² cinta dan pernyataan rasa yang membuat kita dapat bersama kembali Bukanlah perhatianku yang membuat hatimu menetap padaku Bukanlah karena sikapku, yang membuat hatimu menujuku Bukanlah karena kebaikanku yabg membuatmu memilih tuk kembali Sekuat apapun usahaku Sebaik apapun diriku padamu Tak akan pernah membuat kamu menyerahkan sepenuh hatimu untukmu Sekuat apapun aku memaklumi Memberikan ruang bebas Dan menghapus posesifku  Menjadi sosok yang membuatmu nyaman tanpa menuntut apapun Semua itu tak menjamin kau pun akan terus menetap Kau akan membalas rasaku padamu Bahkan setelah apa yang kita lewati bersama Mungkin itu pun tak cukup menjadi alasan untukmu suatu saat nanti mengetuk pintu rumahku Memintaku secara baik Menghalalkanku, mengijinkan aku untuk menemanimu menuju surga-Nya.  Tak akan semudah itu menggerakan hati itu Meski hatiku berharap hari itu akan tiba Alhamdulillah ala kulli hal Aku ...

yang ada

 Beberapa wktu ini, aku memilih diam  bukan berarti diam karena telah melupakan semuanya justru dalam diam ini, aku berusaha untuk bersabar karena hal yang kemarin, tak mampu kutulis aku tak mampu melakukan apapun kubiarkan air mataku yang menulis bagaimana hati ini dan kubiarkan dalam doa kutuangkan semua nya stiap hari adalah waktu menunggu adzan tiba untuk setelahnya menunaikan rindu yah, rindu.. yang obatnya bukan pertemuan yah,, rindu yang penawarnya adalah doa kepada Rabb ku kamu yang ku tak tahu bagaimana dan sedang apa mungkin juga sudah melupa disini, aku hamba Allah yang kecil selalu menghamba, mendoa dan menangis  entah rasa apa ini senyum binar bercampur air mata entahlah,,

Kuhujani Doa berharap Pelangi itu Ada

 Ujian datang tak pernah bilang Tak hanya satu Tapi beribu bersama Mengguyurku tanpa ampun Aku tahu, tak bisa berlama² untuk kehujanan Sebab aku takkan tahan dengan dinginnya Berteduh Ya hanya itu satu² yang mampu kulakukan Tapi ujian ini seakan menghujani diriku dengan derasnya Tak tahu kapan akan reda Aku tak mungkin mencari tempat berteduh disekitar  Sebab pandanganku terbatas Beda dengan Allah yang tak terbatas Yah, hanya Allah yang mampu membantuku untuk berteduh Berteduh dengan doa yang kupanjatkan Semakin ku berdoa, Semakin aman daku dari guyuran ujian Yah, aku bisa bertahan di kala hujannya ujian sedang deras²nya Disana pula, aku tak akan gentar Jika hujan ini kubiarkan  Maka hanya akan mendatangkan badai yang memporak porandakan jiwa ragaku Tidak, bukan ini yang kumau Aku ingin pelangi setelah ini Yah aku tahu  Pelangi itu pasti bisa kubuat Stidaknya aku sudah mencoba

Senyum Yang Kau Bawa Pergi

Aku tak menginginkan semua ini Aku juga tak mengerti Mengapa, aku seakan kehilangan senyumku yang dulu Kini, aku lebih suka menangis Entah dalam sedih atau bahagia Yang hadir hanya air mata Seolah binar senyum di mataku lenyap Aku merasakannya sendiri Senyumku yang dulu seolah bernyawa Tak hanya terukir di wajah Namun, terpancar dari mata Tapi sekarang berbeda, Senyumku tak lagi bernyawa Yang tertinggal hanyalah raga senyum Ragaku tersenyum, tapi ku rasa binarnya tak sama seperti dulu kurasa Apakah air mataku telah membuat nyawa senyumku terlepas dari raganya? Saat ini, Begitu mudahnya, tangisku bercerita Begitu sering tangisku berbicara  Entahlah,  Satu hal yang kutahu, air mata itu menghadirkan setitik lega dalam hatiku diantara nestapa yang mengungkungku

Muara Harapan

Dari dulu hingga sekarang Banyak terjadi perubahan dlm diri ini Hanya satu yang tak goyah dlm keadaan sehancur apapun diriku Yah, Aku sendiri pun heran Mengapa rasaku padamu seakan beku  Tak mencair sedikit pun Kokoh tak runtuh sedikit pun Apa sebenarnya rahasia-Mu ya Rabb Mengapa engkau titipkan cinta dlam hati hamba Namun, sesungguhnya hamba merasa sungguh berat akan titipan-Mu ya Rabb Hamba takut, tak mampu memperlakukannya sesuai syariat-Mu Sungguh ya Rabb,  Setiap hari, ku hanya bisa menyiram cinta itu dengan air mata dan doa yang mengiringi alirannya Sungguh, aku begitu lemah Tak mampu berbuat lebih atas apapun ya Rabb Hanya kepada-Mu  Hamba tunjukan kerapuhan ini Karena dengan cinta-Mu lah Hamba dapat melewati ini semua Hamba mohon ya Rabb Berikanlah yang takdir terbaikmu Muarakanlah setiap tetes air mata hamba ini  Kepada muara terbaik dari-Mu Aamiin. 

Tembok Takwa

 Kini kita dibawah langit yang sama, Berpijak di bumi yang sama, Terlelap demi bermimpi Bangun demi mewujudkannya  Walau kita tidak tahu,  Apakah kita masih satu mimpi atau sudah hadir mimpi baru yang lebih indah pada kita masing-masing? Meski tak pernah tahu itu lagi sekarang, Tak lantas kita kita meruntuhkan tembok takwa hanya demi tahu satu sama lain sebelum waktunya Yah, kita tidak meruntuhkan tembok takwa Namun kita membangun tembok takwa, Membuat pintu di tembok itu dengan doa Membuat jendela di tembok itu dengan sabar Melukis tembok itu dengan ikhlas Membuatnya tembok itu semakin kokoh dengan mengguyurkan air mata di sepertiga malam Jika bisa kita melewati tembok itu dengan membangun pintu, jendela dan melukisnya. Mengapa kita harus menghancurkan tembok takwa yang sudah terbangun sebelumnya? Jika kita bisa menjaganya dan menjaga diri dengan membangun ketaatan. Mengapa kita harus meruntuhkan ketaatan?  Begitulah, pilihlah cara yang indah. Tanpa harus ada yang d...

Waktu

Detik demi detik tak pernah berhenti Terus melaju Berubah menjadi menit Menit berubah menjadi jam Jam berubah menjadi hari Hari berubah menjadi bulan Bulan berubah menjadi tahun Dan akan terus bergulir untuk menjadi sesuatu  Itulah waktu Yang pasti, bagaimanapun keadaannya dan prosesnya Waktu tak pernah mau menunggu untuk sekadar berhenti pada moment tertentu Tak pernah terpengaruh oleh apapun Walau hanya untuk sekedar Ialah satu-satunya hal yang tak bisa kembali Aku ingin seperti waktu, Bagaimana dia tetap konsisten berjalan  Bagaimanapun keadaannya Aku ingin seperti waktu Iya, dia berharga Waktu memang tidak bisa kembali Waktu juga punya cara untuk menyembuhkan luka Dia berkerja sama dengan sabar untuk mengundang ikhlas Waktu juga selalu menjadi pengingat Dalam keseharian, dalam peribadatan Dan lagi kenangannya bisa diputar kembali dalam memory kita  Walau sudah terlampaui Tapi dia tetap berharga dan hidup dalam sanubari

Menuju Bahagia Menuju Surga

 _Luka ini tak sebanding dengan kebahagiaan setelah ini_ Segala hal yang terjadi di dunia, pasti melalui sebuah proses  Proses adalah harga mahal yang harus dibayar untuk mendapatkan sesuatu itu Bagaimana prosesnya, menentukan pula bagaimana akhir dari tujuannya Karena proses yang tak benar, ia akan membawa kita jauh dari tujuan Jauh dari menuju bahagia Seseorang berkata, Bahagia tidak dicari tapi diciptakan Bagaimana proses kita menciptakan, itulah yang akan menentukan, apakah kita benar-benar menuju bahagia atau justru menjauhi bahagia? Bahagia bagi setiap muslim pada hakikatnya adalah tatkala hidupnya sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah. Bahagia adalah ketika tidak merasakan kesengsaraan. _Al Ghazali_ Bahagia dan tidak bahagia, keduanya sama-sama membutuhkan sebuah usaha atau proses.  Kita sudah tahu bukan, bahagia seperti apa yang dihakikatkan kepada kita sebagai seorang muslim?  Jawabannya adalah IYA.  Kita juga paham bahwa untuk BAHAGIA DAN TIDAK BAHAGIA sa...

Kita Punya Rasa, Allah Punya Kuasa

Seperti hujan yang tak dapat kutebak kapan ia akan jatuh Seperti itulah, rasa itu masih kumiliki jauh di dalam sana Tapi tak dapat kuperkirakan kapan kurasa Terkadang, tetiba rasa itu menyembul, Menjebol dinding pembatas air mata Bagai anak kecil tergores pisau, perih lalu menangis, dan waktu kemudian dia mulai melupakan tangisnya karena sudah bisa menerima perihnya yang mulai mereda, Tapi gores pisaunya masih ada, dan akan terkoyak perih lagi ketika terkena kontak ke sana, maka anak kecil itu harus berhati2 untuk mengamankan daerah itu agar tak terjamah.  Satu hal, ya kita punya rasa Tapi Allah Maha Kuasa Kuasa Allah adalah memberi 2 jalan pilihan kepaada kita  yang mana kita sendirilah penentu  Memilih taat atau memilih ingkar pada Allah

Perbincangan Dalam Diri

Aku  Dalam kata 'aku' jika diuraikan tentu akan banyak jiwa yang menjadi penyokong menjadi stempel yang disebut dengan 'aku' Mari kita sejenak, menyelami diri ini Menyelami apa2 yang terjadi pada diri kita Ya, disana aku menemukan Aku atau diri ini yang sedang dalam posisi tertentu Aku atau diri ini disana kulihat sedang riuh dengan sesuatu perbincangan Aku menyaksikan bagaimana perbincangan itu terjadi tarik ulur dan tawar menawar Aku menyaksikan bagaimana perbincangan ini akan menentukan kemana dan apa yang akan aku lakukan Sungguh, aku melihat dengan nyata bagaimana perbincangan itu dilakukan oleh 2 pihak yang bernama nafsu dan iman.  Disini aku sebagai otak harus bisa berpikir jernih menjadi wasit. Yah, wasit yang memutuskan perdebatan mereka. Memutuskan siapa yang akan menang diantara mereka. Penyelaman ini merupakan sebuah misi, bahwa apapun yang terjadi dalam perbincangan ini, iman tidak boleh terkena iming-iming kesenangan semu yang selalu nafsu tawarkan. 

Mencintaimu karena Allah

Hati berbisik...  Aku mencintaimu krn Allah,  jadi jika Allah memberikan kamu pada orang lain,  maka Allah juga akan menghapus rasa itu, tapi setiap hari rasanya semakin kuat aku berserah pada Allah,  entah Allah akan mengokohkan hatiku untuk menunggumu atau selainnya, dan janji Allah itu benar bukan?  Sekali lagi,  aku mencintaimu karena Allah,  maka apapun yang telah ditakdirkan oleh-Nya, aku ikhlas. Sebesar apa cintaku? Akan ku upayakan sedikit,  Tidak lebih dari aku mencintai Allah Karena bukankah sesuatu yang berlebihan itu tidak baik Maka, kuputuskan aku akan mencintaimu dengan cara yang baik  Aku lebih mencintai Allah, Dengan aku mencintai Allah, taat padanya Ikhlas akan takdir yang digariskan, Maka Allah akan memberikan nikmat yang tak terhingga. Aku percaya itu, dan semoga akan selalu ingat itu. 

Bayanganmu

Peliknya masalah tlah usai Misteri terbuka atas kehendak-Nya Disela-sela ku lewati itu, tak jarang senyummu hadir menatapku Membuat aku menatap langit yang aku yakin, dibelahan bumi disana kamu juga pada tempat yang sama yakni dibawah langit dan diatas bumi Tak terasa pula, seketika bulir bening menggelinding di pipiku Terkadang aku biarkan ia jatuh berharap bayanganmu turut hanyut  Terkadang aku sengaja menghapusnya dengan segera, menepisnya sekuatku dan juga kuabaikan rasaku Tetapi sekarang aku juga sadar , Mengamati setiap pertahanan yang kulakukan untuk tak kembali ke saat itu Aku tak akan kuat jika menepisnya, menghindarinya, dan mengabaikan terus menerus Namun aku juga tak kuat jika kupaksakan, sadar aku harus hadapi dan meratap terus Jadi kuputuskan ditengah-tengah. Terkadang aku menepisnya, berkata dalam diriku. Menguatkan diriku sendiri.  Kadang aku juga jujur pada diriku sendiri bahwa sedang tak baik-baik saja.  Dan membiarkannya menangis menumpahkan segala kele...

Sebuah Pintu Pada Tabir Malam Yang Pekat

Tak lama, setelah aku membaca surat itu Allah berikan segala jawaban atas segala doaku Segala risauku, banyak pikiran yang mengusikku tentang siapa aku Apa yang sebenarnya terjadi di masalalu Tanpa ku melakukan apapun Hanya doa Allah telah menunjukkan jawaban atas keraguan dan misteri kebenaran tentang surat itu Alhamdulillah, Allah titipkan aku dan kakak kakakku pada rahim perempuan yang begitu kuat Luka masalalu tak membuatku sakit lagi Namun mengembangkan, memberiku banyak pelajaran. Sehingga aku harus menjadikan kesempatan hidupku ini sebaik baiknya.  Karena aku adalah  termasuk dalah satu janin yang selamat Janin yang Allah kehendaki untuk melakukan ibadah kepada-Nya dalam kehidupan di dunia Tidak seperti janin kakak-kakakku yang telah digugur paksakan oleh bapak Meski dulu bapak, pernah tidak mengharapkan aku dan kakak2ku.  Namun tetaplah aku adalah seorang anak Yang tentu harus berbakti padanya. Akan selalu kuselipkan doa terbaik untuk kedua orang tuaku Untuk kakak...

Siang Pembuka Tabir Malam Yang Pekat

 entah harus bagaimana aku menggambarkan hati dan pikiranku saat ini 22 tahun lebih jantungku ini berdetak Hari Kamis, 26 Mei 2022 Mendung menyelimuti dari pagi hingga sore hujan pun deras petir dan kilat ramah saling menyapa suara guntur turut berdentum  terikutkan pula hati ini yang tersentak tersentak oleh selembar surat yang bertuliskan di folio bergaris kutemukan di sela2 berkas dalam tas usang yang tersimpan rapi di dalam lemari tertuliskan tahun 2000 teruntuk ananda Lis (kakak pertamaku) kubaca poin demi poin, hingga sebuah tulisan tinta merah menarik perhatianku.  disana tertuliskan "...................." kemudian dibawahnya terdapat tulisan di dalam kotak. "...........". yah, surat ini ditulis oleh bapak.  orang yang sangat aku cintai, bahkan aku slalu percaya dan selama ini meyakini bahwa jauh di lubuk hati bapak. pasti menyayangiku.  sbegitu sangat aku mencintai bapak, meski kasih sayang yang kudapat selama ini hanyalah dalam bayanganku. peluknya, ciu...

Menyusuri Hati

 hari ini,  ya, aku telah sampai pada hari ini, satu pertanyaan yang kadang tak sengaja terlintas sepintas "apakah aku akan kembali ? atau aku harus teruskan ini?" abai terhadap perasaanku sendiri.  tapi kurasa ini adalah abai yang memberiku sedikit kekuatan untuk melangkah ke depan. kini aku tak bisa bercerita kepada siapapun tentang rasa yang ku rasa sekarang. hanya dengan menulis ini, cara ampuh untuk aku bisa meluapkan semuanya.  meluapkan sisi terapuh dalam diriku.  yang mungkin orang lain tak pernah melihatnya ada dalam diriku.  sebab, ceria dan tawaku dan semangatku telah membungkus rapat semua luka itu.  menjadi cangkang kerapuhan itu.  aku berharap bisa membagikan sisi positifku, dan yang akan berdampak mengurangi sisi negatifku, itu kenapa aku berusaha menjadi orang yang positif. beberapa waktu ini, aku dihadapkan dengan situasi yang sulit untuk hatiku. pertama, harus mengikhlaskan dia.  menjalani kehidupan masing2. berjuang masing2...

Kuat Yang Rapuh

 Sesunggguhnya jika hatiku ditanya Benarkah sudah bangkit seprti sedia kala Maka, senyumku pada sekitar akan menunjukkan bahwa aku baik baik saja.  Tapi, jauh di dalam sana.  Tersembunyi tak terlihat, sesungguhnya aku begitu rapuh.  Orang2 sekitarku, mungkin mengenalmu si ceria, si cerewet, si periang, si kuat.  Tp jauh di dlam sana, sesungguhnya aku lebih rapuh dari kalian yang menginginkan seceriaku. Seperiangku.  Rapuh itu sedang ku susun. Dengan keyakinan bahwa aku tak sendiri. Allah slalu menemani. Stiap langkah tertatihku. 

Menegarkan Hatiku Sendiri

 Kekuatan itu bukan dari siapa siapa Tidak usah dicari pula Kekuatan besar itu ada pada diriku sendiri Selaras dengan besarnya rasa sakit yang dirasakan Tuhan pun telah menciptakan kekuatan itu bersama rasa yang kau idap Ada lagi dorongan terdekat,  Bisikannya yang memacu kekuatan itu bangkit Memacu kekuatan itu muncul Kau harus tegarkan hatimu sendiri Tak ada yang mampu membuatmu tegar Selain dirimu sendiri Lagi... Berat memang, sakit sekali tentu, Tapi buat apa, sudah jelas dia sudah tak memiliki hati yang sama sepertimu Buat apa kau ratapi terus Buat apa mengharapkan orang yang tak lagi mengharapkanmu Buat apa mengejar orang yang terlah meninggalkanmu Egois,, Dia itu egois, apa namanya jika bukan egois? Dulu saja, dia berteman baik denganmu , tiba2 pergi begitu saja tanpa ada kata sedikitpun Sudah tentu dia adalah orang yang tidak bertanggung jawab. Sebab berani berteman denganmu,  Tapi pergi begitu saja, itu namanya kamu tak ada harganya dimata dia Kamu sudah tidak di...

TITIK (BUKAN AKHIR)

 Aku hanya perlu menjalani ini sebaik-baiknya.  Bukanlah jawabannya yang kutunggu dari semua peristiwa yang telah terjadi saat ini. Tapi. jawaban-Nya lah yang selalu kuharapkan. Allah lah pemberi jawaban terbaik yang tak pernah mengecewakan apalagi menyakiti. Meski aku terkadang rapuh, karena itu memang kelemahanku, ujianku. karena aku manusia, maka dari ituaku harus bisa berpikir.  dari sekian kejadian yang terjadi. belumlah sepenuhnya membuat hatiku bisa mengambil hikmah.  Padahal banyak sekali pelajaran yang bisa ku ambil dari ujian ini. kuncinya, tombo ati iku 5 perkara.  aja lali 5 perkara sebelum 5 perkara. Bisa membantu banyak orang dan bermanfaat adalah impianku. tapi, bagaimana melakukan itu, jika aku tidak bisa membantu diriku sendiri untuk BANGKIT? Aku Pasti BISA.

Tanda Tanya Besar

Meski tak ada lagi ku dengar kabarmu Meski tak lagi kubaca tentangmu Meski tak lagi ku dengar apapun  Aku buta, tuli dengan semua ini Aku, terlalu buruk untuk mengharapkanya  kembali Aku tak bisa melakukan apapun Bahkan untuk cintaku sendiri ternyata, mencintai tidak seindah yang pelangi Justru mentah-mentah itu tegas terbantahkan Mungkin ayahku memang pernah menyakitiku dan keluargaku Tapi ayahku telah menanamkan benihnya sehingga menjadi aku ada di dunia ini Satu itu yang slalu ku ingat, bagaimanapun aku tetap berbakti padanya Namun, berbeda denganmu.  Kamu, melahirkan kesakitan kedua yang teramat pahit dan juga pilu Menguras pikiran, merusak fisikku, merusak kesehatan psikis dan mentalku Jangan pertanyakan tentang hubunganku dengan tuhanku Tak terhenti sedikitpun ikhtiar bangkitku aku sudah mencoba segala hal, but I am still on you  Apakah sedalam ini ? cintaku? Aku bukanlah orang yang manipulatif  Yang dengan mudahnya mengatakan sesuatu yang tak sebenarnya k...