Siang Pembuka Tabir Malam Yang Pekat
entah harus bagaimana aku menggambarkan hati dan pikiranku saat ini
22 tahun lebih jantungku ini berdetak
Hari Kamis, 26 Mei 2022
Mendung menyelimuti dari pagi hingga sore hujan pun deras
petir dan kilat ramah saling menyapa
suara guntur turut berdentum
terikutkan pula hati ini yang tersentak
tersentak oleh selembar surat yang bertuliskan di folio bergaris
kutemukan di sela2 berkas dalam tas usang yang tersimpan rapi di dalam lemari
tertuliskan tahun 2000
teruntuk ananda Lis (kakak pertamaku)
kubaca poin demi poin, hingga sebuah tulisan tinta merah menarik perhatianku.
disana tertuliskan "...................."
kemudian dibawahnya terdapat tulisan di dalam kotak. "...........".
yah, surat ini ditulis oleh bapak.
orang yang sangat aku cintai, bahkan aku slalu percaya dan selama ini meyakini bahwa jauh di lubuk hati bapak. pasti menyayangiku.
sbegitu sangat aku mencintai bapak, meski kasih sayang yang kudapat selama ini hanyalah dalam bayanganku. peluknya, ciumnya, gendongannya, candanya. aku tak pernah merasakannya.
tap aku sangat menyayanginya. aku slalu membawa foto bapak kemanapun aku pergi.
ketika aku di asrama surakarta. aku pajang foto bapak, aku slalu mengajak bicara foto itu. slalu kukabarkan sgala kisahku. senang dan tak jarang juga sedihku. aku merasa dengan foto itu pun aku tahu kalau aku memiliki seorang bapak, yang jauh di dalam hatinya pasti ingin mengayomi, melindungiku meski kini bapak tlah tiada. namun baktiku selalu ada.
doa tak lupa kusematkan dalam setiap sujudku.
menutup aurat selain krn perintah Allah, juga krn aku tak ingin memberi beban bapak dengan dosaku di akhirat kelak. aku berusaha menjaga diriku sendiri, krn aku sadar tak seperti gadis diluar sana yang selalu di protek oleh ayahnya.
aku selalu mengingat bahwa adanya aku didunia ini, adalah sebab oleh bapak.
namun, rasanya semua itu. ya kemarin. setelah aku membaca surat itu.
dadaku sakit sekali, bahkan orang yang seharusnya menjadi cinta pertamaku tak menganggapku sebagai anaknya.
ya, mungkin aku memang sudah diceritakan secara tidak langsung oleh orang sekitarku. tp, membaca surat itu, sama hal nya mendengar langsung kata2 itu terucap dari bapak untukku. rasanya sakit sekali ya Allah. bahkan saat aku mengingat itu, menulis ini. aku tak kuasa membendung air mataku.
terkadang muncul pertanyaan, siapa aku sebenernya?
apakah ada hal yang belum kuketahui?
apakah bapak masih tidak menganggap aku sebagai anaknya, hingga ujung hayatnya?
siapa yang harus aku percaya?
cerita siapa yang harus kuyakini?
kini aku benar2 sendiri, tak ada teman untuk sekadar berbagi.
aku harus berjuanng untuk diriku.
aku tidak tahu, Allah akan menuntunku kemana lagi
yang bisa kupastikan adalah aku harus slalu dalam jalan-Nya.
krn jalan-Nya adalah jalan yang tak akan membuatku tersesat, meski kini aku berjalan sendiri.
semua ini memang tak mudah, tak juga sulit.
semoga kelapangan selalu dalam hati ini. aamiin.
رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي
“Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul ‘uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii.”
Artinya:
“Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku.” (QS. Thaha ayat 25-28).
رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي فَغَفَرَ لَهُ ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Artinya :
“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku”. Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Qashash Ayat 16).
فَقَالُوا۟ عَلَى ٱللَّهِ تَوَكَّلْنَا رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ وَنَجِّنَا بِرَحْمَتِكَ مِنَ ٱلْقَوْمِ ٱلْكَٰفِرِينَ
Artinya :
“Kepada Allahlah kami bertawakkal! Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zalim, dan selamatkanlah kami dengan rahmat Engkau dari (tipu daya) orang-orang yang kafir.” (QS. Yunus ayat 85-86).
رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ
Artinya :
“Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.” (QS. Al-Qashash Ayat 24).
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Aku membuat tulisan ini, untuk meluapkan apa yang pernah menjadi puncak terberatku. yang tentu tak bisa kuungkapkan selain disini. aku menulis ini, untuk membebaskan ragaku, membebaskan perasaanku. untuk menyembuhkan barang kali ada penyakit hati yang akan hinggap di hati. semoga dengan ini membuat diriku menjadi lega. dan yah rasanya, seperti terasa lega. aku tak membenci siapapun, aku yakin bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini ada hikmah terbaik yang Allah berikan. semoga hikmah itu menjadikanku wanita tanggguh. semoga aku bisa mengambil banyak hikmah dari apa2 yang telah Allah gariskan untukku. aamiin.
Komentar
Posting Komentar