Misteri 2

Saat ketenangan itu perlahan mendamaikan keadaanku yang baru saja porak-poranda. 
Tak ada pilihan lain untuk langkahku saat ini, selain terus berjalan ke depan dan meninggalkan masa yang telah berlalu bersamanya. Rasanya, semua masih menjadi misteri, yang aku tak tahu dan tak ingin menggalinya terlalu dalam. Bukan karena aku tak peduli, justru karena aku peduli sangat peduli pada diriku sendiri. Aku takut sakitnya tak bisa ditawar. Hanya ada satu keyakinanku, bahwa semua ini pasti telah Allah gariskan. Dia yang beberapa kali datang dan beberapa kali pergi dari hidupku. Dan kini, aku sendiri tak mengerti apakah suatu hari nanti dia akan kembali, menemuiku? ini semua menjadi misteri yang hanya bisa kujawab dengan doa. Doa mohon diberikan yang terbaik atas kedatangan dan kepergiannya. Dia mungkin tidak merasakan sakit yang teramat sakit ini. Kenapa? Tentu saja karena mungkin selama ini dia bertahan karena rasa iba atau kasihan kepadaku. Bukan karena benar-benar mencintai. huff,,, rasanya berat dan sakit ngetik kalimat barusan. tapi sesakit apapun itu, ya lebih baik aku realistis dan menerima apapun itu. Ternyata sesakit ini yah, rasanya cinta bertepuk sebelah tangan. It's okay... maybe memang ini yang harus kualami. iyakan pak baduk?
Mulai saat ini aku panggil kamu bapakku ya, meski bapak sudah meninggal. tapi setidaknya segala rasaku bisa tercurah disini dan aku bisa lega karena udah curhat ke bapak. 

KEBENARAN FEELING PEREMPUAN
Sebelum dia pergi, aku menanyakan tentang dia yang kurasa telah berubah. entah, mungkin aku salah mengungkapkan rasa atau apa. Walau dia berkata tak apa, tapi nyatanya sekarang terbukti sudah. Bahwa memang ada apa-apa pada dirinya. Nyatanya, diam sampai hari yang tak ditentukan. 

SADAR DIRI
aku bukannya tak ingin mencarimu, tapi aku sudah berkali-kali mencarimu. kamu tak pernah mengindahkannya. Dan kini aku ambil kesimpulan bahwa bukan hakku saat ini untuk memulai hubungan lagi, 

Terimakasih kepergianmu yang membawa pergi kebahagiaanmu sendiri, dan memberi bekal pesakitan  padaku. Aku mungkin bisa memaafkanmu. Dan itu pasti. Namun, aku akan selalu ingat bagaimana sakitnya. Karena tanpa aku mengingatpun, bekasnya itu tak akan pernah bisa hilang lagi. 
Kini, aku berusaha bangkit dari keterpurukan itu, terus berjalan tegak. Meski tertatih, tapi aku akan terus berjalan. Itu kan maumu?  

Kamu itu laki-laki jahat yang pernah kukenal!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Coretan Rasa

Pelangi Luka

Muara Harapan