BERDAMAI DAN BANGKIT

 Begitu banyak hal yang telah membuatku terpuruk sedari di dalam kandungan. Tapi aku selalu bangkit dan menutupnya dengan senyum keceriaan bagi orang sekitarku. Aku tak pernah menunjukkan bagaimana gambaran rasa sakitku selama ini. Semua terlihat baik saja. 

Aku terbiasa, jatuh, diinjak, diasingkan, diremehkan, dicaci, dijauhi. tapi aku selalu bangkit bersama ini. dengan ketegaran dan kuhapus semua itu dengan senyum keceriaan. 

tapi, kini. rasanya aku terpuruk seribukali lebih dalam. kemarin memang rasanya senyumku tak sungguhan. jangankan senyum, berkata saja aku tak mampu. hanya diam. dan kemudian derasnya air mata yang menyapu wajah diamku. kini wajah diam murung itu benar-benar tersapu, sedikit demi sedikit. aku mulai merasakan gairah berdamai dengan kenyataan yang ku alami saat ini. dan perlahan aku bangkit dan keterpurukan itu. aku tak ingin lagi melihat masalalu sebagai pesakitan. yang lalu biarlah berlalu. sakit itu biarkanlah sembuh. biar dia pergi. aku tak perlu termangu pada kata yang dinamakan rindu. yang ada aku harus punya malu, dengan diriku yang belum baik dimasa lalu. 

aku sudah memaafkan masalalu, sudah memaafkan kamu. memaafkan semua. terimakasih masa lalu. aku kan melangkah. aku yakin dengan langkah optimisme aku harus berusaha menjadi lebih baik lagi, semangat, ceria, sederhana, tambah sholeha. 

bagiku, apa yang akan aku temui nanti adalah masa depan. itu sudah jalan yang harus ku sambut. yang sudah biarlah sudah, yang hilang biarlah sudah. cukup aku tersakiti. dann aku akan tumbuh menjadi lebih kuat dan lebih berharga.

apa yang terjadi saat ini, apa alasanmu pergi. aku tak ingin peduli tentang itu dan segala tentangmu. karena seharusnya aku peduli pada diriku sendiri. bukan orang yang pergi meninggalkanku. dia pasti punya alasan. aku juga punya alasan, alasanku adalah mengobati lukaku agar tak terlalu dalam kearenamu. krn kutahu, sejatinya mungkin kamu tak pernah mencintaiku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Coretan Rasa

Pelangi Luka

Muara Harapan