Ketika Rindu Tak Mampu Tuk Disampaikan

Kumilih menyimpan rindu itu.  

Menyimpan dalam hati.  

Mungkin suatu hari nanti, akan tercurah pasti.  

Ah,  setidaknya aku bisa membaca sepatah kata suara jemarimu. 

Sekedar tahu,  bahwa kau baik-baik saja.  Sudah cukup bagiku sekarang.  

Namun,  rasa berkecamuk dalam diri ini tak berhenti.  

Selalu sama meronta sejak saat itu hingga saat ini.  

Kabarku? 

Pertanyaan itu,  cukup sulit aku menjawabnya.  

Nyatanya aku baik saja.  Namun faktanya aku juga tidak baik saja.  Lantas aku harus berkata apa? 

Yang jelas,  sekarang lebih baik dari kemarin.  Lebih bisa menata hati.  Merapikan hati yang porak poranda.  Merapikan rasa sakit yang berantakan itu.  

Jauh darimu ada pil pahit yang harus kubayar.  Agar aku bisa dekat dengan Allah.  

Jauh darimu adalah pil pahit yang harus kurasa. Agar kau mampu merasakan manisnya perjuangan.  

Jauh darimu adalah cara Allah memberikan jalan lurus yang sempat berkelok dan hampir menuju jurang.  

Wahai diri, tahanlah rindumu.  Wahai hati tahanlah sakitmu dan sembuhlah.  Wahai jiwa semangatlah selalu. Wahai diriku,  berserahlah pada Allah.  Takdir akan menjawab semuanya. Ketentuan Allah pasti yang terbaik.  Pil pahit akan ada penawar manis nanti.  Ibarat kamu sedang sakit. Harus kamu telan pil pahit itu,  untuk memulihkan kesehatanmu.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Coretan Rasa

Pelangi Luka

Muara Harapan